Minggu, 20 Maret 2011

Indonesia negara kaya tapi miskin

Kaya tapi miskin.” Sebuah kalimat yang sangat sederhana namun ribuan makna. Kaya materi? Kaya ilmu? Atau sebaliknya? Ribuan makna yang bisa dipikirkan oleh kita semua.

Apa sebenarnya yang kita harapkan dalam kehidupan kita ini? Kekayaan? Keahlian? Status? Popularitas atau yang lainnya? Mengingat kembali perjuangan Ibunda yang menjaga kita dalam kondisi apapun juga agar kita bisa lahir melihat indahnya dunia ini. Apa sebenarnya yang menjadi harapan mereka?

berbagai cara mengatasi kemiskinan

Untuk menjadi kaya semua tidak mungkin, untuk menjadi miskin semua juga tidak mungkin, karena dipengaruhi oleh banyak faktor, dari faktor pribadi orangnya sampai pada kehendak Tuhan.
Adapun secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:
  1. Kemalasan.
  2. Kebodohan dan pemborosan.
  3. Bencana alam.
  4. Kejahatan, misalnya dirampok
  5. Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik genetik orang tua, tempat lahir, keadaan orang tua yang miskin, misalnya orang lahir di daerah minus, telah berusaha supaya rohaninya baik, setia, dsb, namun disebabkan faktor genetiknya, maka orang tersebut menegaskan ini kehendak Tuhan. Solusinya diperlukan keseimbangan yang kaya terhadap si miskin, daerah perkotaan terhadap pedesaan atau terpencil, artinya memerlukan empati dari banyak orang kaya untuk berperan mengatasi kemiskinan, sedangkan kemiskinan hanya dapat ditekan, namun sulit mengusahakan agar tidak ada orang yang miskin, sebabnya banyak sekali, antara lain: jumlah penduduk yang besar, pengangguran yang banyak, tingkat pendidikan yang rendah, kebodohan, persaingan hidup dalam meraih kekayaan yang semakin kuat, yang mengakibatkan timbulnya kalangan miskin di tengah masyarakat dan negara.

miskin bukan berarti tidak di perhatikan

ila kita menganalisa suatu kemiskinan kita tahu bahwa penyebabnya bukan hanya satu, namun ada berbagai sebab yang saling berkaitan sehingga berdampak terjadinya kemiskinan.

Kita mengatakan orang miskin karena dia tak punya sumber nafkah, dia tak punya sumber nafkah karena tak punya pekerjaan, dia tak punya pekerjaan karena tak punya keterampilan, dia tak punya keterampilan karena kurang pendidikan, dia kurang pendidikan karena tak mampu sekolah, dia tak mampu sekolah karena orang tuanya miskin, orang tuanya miskin karena tak punya pekerjaan tetap dst dst. Analisa inipun sebenarnya belum lengkap karena seringkali faktor mentalitas juga berpengaruh besar. Ada orang cukup terampil tapi kurang bertanggung jawab sehingga keluar masuk perusahaan dan akhirnya tak ada lagi yang mau menerima dia sebagai pegawai. Dia punya mental yang demikian karena tidak dididik oleh orang tuanya, orang tuanya tak memberi teladan dan pendidikan yang baik karena mereka sendiri juga kurang terdidik dst dst. Kita juga masih bisa menambahkan faktor keadilan sosial yang tak kalah pentingnya. Misalnya, orang miskin karena menerima upah yang kurang adil, upah itu tak bisa menjamin hidup keluarganya, karena itu dia mencari obyekan lain, karena obyekan lain dia menjadi kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, karena kurang bertanggungjawab maka dia dikeluarkan dan mengangur, keluarganya menjadi semakin miskin dan kacau hidupnya, anak-anaknya menjadi anak jalanan dst dst.

korupsi penyebab kemiskinan


Ketika krisis ekonomi tahun 1997 terjadi, disusul penjatuhan rejim Soeharto setahun kemudian, kawanan ekonom neoliberal mulai mengambil panggung soal perdebatan soal krisis ekonomi dan kemiskinan. Korupsi, dalam berbagai varian penjelasannya, menjadi penjelasan paling sahih atas kegagalan dan penyakit dalam kehidupan ekonomi.

Selasa, 08 Maret 2011

ironi kemiskinan di Indonesia

ironi kehidupan di indonesia sangatlah menggelikan, dimana banyaknya kemiskinan yang merajalela.
yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.